121Likes, 6 Comments. TikTok video from nurussalamlodoyo (@nurussalamlodoyo): "Karena keberkahan ilmu itu mungkin belum bisa kamu rasakan sekarang, nanti suatu saat kamu akan merasakannya, begitu juga dengan sebaliknya ketidak berkahan ilmu tidak bisa dirasakan sekarang tetapi nanti, tetaplah cari ridho dari guru dan orang tuamu dimanapun kamu berada #ppnukabupatenblitar #ppnujaya #cahsantri
Sejumlah santri mengikuti kajian kitab kuning di Pondok Pesantren Darussalam, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat ilustrasi. Belajar ilmu harus senantiasa disertai dengan tawadhu dan patuh guru agar berkah JAKARTA— Seorang murid selayaknya mempererat hubungan dengan gurunya. Kendatipun bertempat tinggal jauh dari guru maka hendaknya seorang murid tetap berupaya untuk menjaga hubungannya agar tetap kuat. Sebab dengan cara seperti itulah ilmu yang telah didapat dari guru akan menjadi berkah. Lalu bagaimana memiliki ketersambungan hati dengan guru agar ilmu yang diperoleh menjadi berkah? Pengasuh Lembaga Pengembangan Dakwah dan Pondok Pesantren Al-Bahjah, KH Yahya Zainul Ma'arif atau akrab disapa Buya Yahya mengatakan semakin seseorang cinta dan memiliki tata krama kepada guru maka itu adalah yang mengundang keberkahan ilmu. Oleh karena itu Buya Yahya mengingatkan agar tidak merasa cerdas di depan guru dan berupaya menguji guru dengan mengandalkan kecerdasannya. Buya Yahya mencontohkan ada orang yang sulit memahami ilmu meski telah belajar berulang kali tetapi karena memiliki tata krama kepada gurunya hingga akhirnya Allah SWT memberikan keteguhan dalam hatinya yang membuat orang tersebut mampu mengamalkan setiap ilmu yang telah diajarkan gurunya. "Maka benar ternyata ikatan dengan guru ketersambungan hati dengan guru agar ilmu yang diperoleh menjadi berkah yaitu tawadhu dengan guru, cinta dengan guru dan khidmat kepada guru," kata Buya Yahya saat program tanya jawab dalam kajian rutin yang juga disiarkan melalui kanal resmi YouTube Al Bahjah TV beberapa hari lalu. Lebih lanjut Buya Yahya mengatakan orang yang mencintai guru adalah dengan mendoakan guru setiap saat. Orang yang mendoakan guru sejatinya tengah berupaya menurunkan keberkahan bagi diri sendiri. Selain itu dalam bertata krama, seorang murid melakukannya dari hati bukan sebatas basa basi. Maka seorang murid harus memiliki akhlak yang luhur pada gurunya baik di hadapannya maupun tidak dihadapan guru. Dengan begitu keberkahan ilmu akan terjaga. Selain itu menurut Buya Yahya murid dapat menggapai keberkahan ilmu dengan berkhidmat. Baik berkhidmat dengan tenaga maupun harta dalam rangka membantu program dakwah guru. BACA JUGA Update Berita-Berita Politik Perspektif Klik di SiniBolehsaja kita belajar dengan cara otodidak, akan tetapi alangkah baiknya kita tetap mencari guru untuk belajar. Dan supaya segala ilmu yang kita cari akan memperoleh keberkahan dari seorang bimbingan guru. 6. Thaul Zaman (Waktu Yang Lama) Seseorang yang mencari ilmu diperlukan waktu yang lama. Tidak ada waktu yang singkat dalam menuntut ilmu. Tidak ada seorang pun dalam kehidupan kita selain kedua orang tua yang paling berjasa dan paling layak dihormati melebihi daripada guru. Guru merupakan pewaris ilmu, dan setiap pewaris ilmu adalah ulama, sedangkan ulama adalah pewaris para nabi. Kedudukan antara ilmu, guru dan ulama tidak bisa dipisahkan. Guru memiliki derajat dan martabat yang tinggi, sebagai murid kita harus senantiasa menghormati guru kita sendiri. Tidaklah heran kalau kita melihat para ulama sangat menghormati guru-guru mereka. Tanpa seorang guru, kita tidak mungkin bisa mengenal agama islam ini dengan baik. Habib Ali bin Muhammad Alhabsyi pernah berkata, “Kalau bukan karena guruku, aku tidak akan mengenal siapa Tuhanku.” Supaya ilmu yang kita dapatkan dari para guru kita bisa bermanfaat dan barokah, ada beberapa tata krama yang harus diperhatikan, Datang Kepada Guru Dengan Tujuan yang Baik Seorang murid harus datang kepada gurunya dengan tujuan yang baik, yaitu untuk mendapatkan bimbingan dari sang guru supaya bisa lebih dekat kepada Allah Swt. Seorang murid yang hanya mencari keuntungan dunia atau mencari-cari kesalahan gurunya akan dijauhkan dari ilmu yang manfaat dan barokah. Melihat Guru Sebagai Pembimbing Menuju Keselamatan di Akhirat Hal inilah yang akan membuat seorang murid bersungguh-sungguh dalam belajar dan senantiasa memuliakan gurunya. Patuh Kepada Nasehat Guru Keberkahan ilmu tidak akan didapat jika murid tersebut tidak patuh terhadap perintah gurunya. Patuh di sini bukan hanya pada urusan ilmu saja, tapi segala isyarat dan anjuran yang disampaikan oleh guru. Setiap murid sebisa mungkin harus mematuhi perintah gurunya asalkan bukan dalam hal kemaksiatan. Mengabdi Kepada Guru Pengabdian di sini maknanya adalah kesiapan hati seorang murid untuk mengutamakan sang guru dari kepentingan dirinya sendiri. Selalu memperhatikan kebutuhan guru dan berusaha mendapatkan kerelaan hati dari sang guru. Semoga kita semua tergolong orang yang selalu memuliakan majelis ilmu dan ahli ilmu, aamiin. Oleh Muhammad Rajab *. Di dunia pesantren (islamic boarding school) ada satu istilah yang sering kita dengar yaitu " keberkahan ".Kata "berkah" berasal dari bahasa Arab "barakah" yang maknanya menurut Imam al-Ghazālī, ziyādah al-khair yakni bertambahnya nilai kebaikan. Ilmu yang berkah adalah ilmu yang memberikan nilai kemanfaatan dan kebaikan di dalamnya. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Ilmu merupakan suatu pengetahuan yang dapat meningkatkan pemahaman atau kompetensi dari masing-masing individu. Dengan adanya ilmu kita yang awalnya tidak mengetahui tentang apa-apa menjadi semakin tahu. Ilmu ini mengenai pemahaman terhadap suatu bidang, ada ilmu fisika, ilmu biologi, ilmu kedokteran, dan ilmu-ilmu yang lainnya. Tentunya suatu ilmu bisa kita dapatkan dari seseorang yang memberikan wawasan nya pada diri kita. Biasanya sering disebut guru. Guru adalah seseorang yang mencoba untuk memberikan ilmu yang diketahuinya kepada orang yang kita dapatkan harusnya kita pelajari. Akan tetapi, janganlah bila makin belajar, makin berlagak dengan guru, bercakap menunjuk pandai di depan guru, akhirnya semakin banyak yang dipelajari, semakin membuat kita jauh dari dari itu keberkahan ilmu yang kita punya berawal dari bagaimana adab kita terhadap guru yang telah memberikan ilmunya. Kita harus menjaga adab kita terhadap guru. Bagaimana cara kita menjaga adab terhadap guru kita? Pertama, kita harus memberi salam apabila bertemu dengan guruKedua, tidak banyak berkata-kata dihadapan guruKetiga, tidak memulai suatu pembicaraan tanpa adanya izin dari guruKeempat, tidak pernah membantah apa yang diperintahkan oleh guru Kelima, tidak pernah merasa pandai atau lebih tau diri dibandingkan dengan guruKeenam, tidak membicarakan kejelekan guru kitaKetujuh, janganlah berburuk sangka dengan guruSemoga bermanfaat Lihat Pendidikan Selengkapnya
Ternyataorang tua yang tidak beradab pada guru bisa menyebabkan anak-anaknya menjadi korban kehilangan keberkahan ilmu dari guru-gurunya. Begitulah ADAB dalam menuntut ilmu. Anak, Ibu, Ayah dan siapa pun perlu menjaga adab kepada guru. Kata ulama: Satu perasangka buruk saja kepada gurumu maka Allah haramkan seluruh keberkatan yang ada pada
Keberkahan Ilmu Hanya Bisa Didapat Dari Seorang Guru Informasi Pendidikan - Keberkahan sebuah ilmu bisa berkurang bahkan hilang bila si pemberi ilmu merasa tersinggung dengan perilaku penyebar broadcast tersebut. Kebekahan bisa tersumbat. Keberkahan ilmu pun bisa berkurang bila si penerima ilmu berlaku tak santun dan tak hormat kepada si pemberi ilmu..keberkahan ilmu hanya bisa didapat dari seorang guru informasi pendidikan, riset, keberkahan, ilmu, hanya, bisa, didapat, dari, seorang, guru, informasi, pendidikan LIST OF CONTENT Opening Something Relevant Conclusion Keberkahan ilmu yang diperoleh diketahui dari peningkatan amal shaleh pada diri seorang muslim. Jika sudah dapat ilmu tapi tidak berbekas pada diri kita, bisa jadi, itu adalah tanda kita tidak mendapat keberkahan ilmu. Begitulah cara orang-orang terdahulu mendapatkan keberkahan ilmu dari memuliakan gurunya. Mencintai ilmu berarti mencintai orang yang menjadi sumber ilmu. Menghormati ilmu berarti harus menghormati pula orang yang memberi ilmu. Itulah guru. Tanpa pengajaran guru, ilmu tak akan pernah bisa didapatkan oleh si murid. Keberkahan ilmu yang dimiliki seseorang akan terlihat dari akhlak dan perilaku orang berilmu tersebut, bahkan menjadikannya sebagai hamba yang semakin taat. Foto ilustrasi/ist. A A A. Memperoleh ilmu tidak serta merta membuat seseorang hanya pandai saja, tetapi bila ilmu itu juga memberi keberkahan pada dirinya. Keberkahan ilmu yang diperoleh akan diketahui dari peningkatan amal shaleh pada diri seorang muslim. Jika sudah dapat ilmu tapi tidak berbekas pada diri kita, bisa jadi, itu adalah tanda kita tidak mendapat keberkahan keberkahan ilmu, seseorang dapat memperoleh pengetahuan dan wawasan yang luas, memperbaiki diri, dan memberikan manfaat bagi masyarakat. Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mendapatkan keberkahan ilmu, di antaranya 1. Niat Hanya untuk Niat dalam menuntut hanya untuk Lillahi ta'ala. Itu karena keberkahan ilmu. Recommended Posts of Keberkahan Ilmu Hanya Bisa Didapat Dari Seorang Guru Informasi Pendidikan cara mendapatkan keberkahan ilmu, ilmu yang berkah, pengertian ilmu yang berkah, apa itu ilmu yang berkah, ilmu yang berkah adalah, keberkahan ilmu harus didapatkan pengertian berkah cara mendapatkan keberkahan ilmu untuk pencari ilmu, santri harus mencari keberkahan ilmuKarena salah satu resep mencari keberkahan dalam ilmu ialah "Amanah Ilmiah" itu sendiri. Tidak asal ngaku, merasa gengsi kalau harsu jiplak. Padahal memang seperti itulah ilmu, terlebih dalam syariah. Karena semua ilmu dalam syariah ini diperoleh dengan jalan "RIWAYAT".Jika ilmu yang kita punya belum bisa memberikan manfaat untuk orang lain, maka kita perlu introspeksi lagi. Karena keberkahan ilmu akan didapat ketika orang lain bisa mengambil manfaat dari kita. Pemahaman dan ilmu Pengetahuan seseorang tidak hanya diukur dari tingkat IQ-nya kecerdasan ini biasanya kita dapat peroleh dengan cara menulis, mencatat, merangkum, dari ilmu yang didapat. 2. Hirsun Sungguh-Sungguh Dalam menuntut ilmu jika kita tidak dibarengi dengan niat yang sungguh-sungguh didalam diri kita, maka sangat sulit untuk bisa memperoleh ilmu ilmu yang diperoleh diketahui dari peningkatan amal shaleh pada diri seorang muslim. Jika sudah dapat ilmu tapi tidak berbekas pada diri kita, bisa jadi, itu adalah tanda kita tidak mendapat keberkahan sebuah ilmu bisa berkurang bahkan hilang bila si pemberi ilmu merasa tersinggung dengan perilaku penyebar broadcast tersebut. Kebekahan bisa tersumbat. Keberkahan ilmu pun bisa berkurang bila si penerima ilmu berlaku tak santun dan tak hormat kepada si pemberi mengamalkan ilmu merupakan salah satu perkara yang menyebabkan hilangnya keberkahan dari ilmu. Sebagaimana sebutkan dalam surat Ash Shaff ayat 2-3, "Wahai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu selalu memberikan kita ilmu yang bermanfaat, dan menjauhkan kita dari ilmu yang tidak bermanfaat. Bagaimana agar kita mendapatkan keberkahan dalam ilmu-ilmu kita? Ada dua kunci utama agar kita bisa mendapatkan keberkahan ilmu Menata Hati. Subhanahu wa ta'ala berfirman,Dimana kecerdasan ini biasanya kita dapat peroleh dengan cara menulis, mencatat, merangkum, dari ilmu yang didapat. Perkara yang dibutuhkan para pencari ilmu Hirsun Sungguh-Sungguh Dalam menuntut ilmu jika kita tidak dibarengi dengan niat yang sungguh-sungguh didalam diri kita, maka sangat sulit untuk bisa memperoleh ilmu dua hal inilah keberkahan didapatkan. Beriman kepada artinya seorang hamba meyakini segala pokok keimanan. Sebagaimana yang kita kenal dalam rukun iman. Iman kepada , malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari kiamat, takdir yang baik dan yang buruk. Apabila hati telah dipenuhi dengan keimanan ini cara orang-orang terdahulu mendapatkan keberkahan ilmu dari memuliakan gurunya. Mencintai ilmu berarti mencintai orang yang menjadi sumber ilmu. Menghormati ilmu berarti harus menghormati pula orang yang memberi ilmu. Itulah guru. Tanpa pengajaran guru, ilmu tak akan pernah bisa didapatkan oleh si merupakan sesuatu yang harus kita cari kemana pun dan di mana pun. Ilmu itu harus dijunjung sampai akhir hayat hidup kita di dunia. Dengan ilmu kita dapat mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk. Dengan ilmu kita tidak akan tersesat ke dalam jurang kehancuran. Namun, tahukah Anda bahwa ada ilmu yang membawa sengsara?Ilmu, Pelita Kemuliaan . Sesungguhnya kemuliaan bukan hanya milik orang yang bertahta atau berharta. Bukan pula milik para rupawan dan memiliki popularitas. Tetapi, kemuliaan bisa diraih oleh setiap hamba. Ia bisa diraih oleh orang bawahan, rakyat jelata, bahkan oleh budak sekalipun. Kisah di atas bukti nyata bahwa kemuliaan bisa diraih pun dengan ilmu. Jika ilmu diwadahi dengan hati yang kotor dan penuh dengan berbagai penyakit, maka keberkahan ilmu itu tidak akan dapat dipetik. Berkah ilmu hakikatnya adalah buah dari meresapnya ilmu pada hati yang bersih yang kemudian diamalkan dengan anggota keberkahan memiliki kata dasar "berkah", yang dalam bahasa Arab al-barakah. Secara ilmu bahasa, al-barakah, berarti berkembang, bertambah dan kebahagiaan. Imam An-Nawawi rahimahullah berkata "Asal makna keberkahan ialah kebaikan yang banyak dan abadi.". BACA JUGA Detik-detik Wafatnya Sultan Abdul Hamid II. Conclusion From Keberkahan Ilmu Hanya Bisa Didapat Dari Seorang Guru Informasi Pendidikan Keberkahan Ilmu Hanya Bisa Didapat Dari Seorang Guru Informasi Pendidikan - A collection of text Keberkahan Ilmu Hanya Bisa Didapat Dari Seorang Guru Informasi Pendidikan from the internet giant network on planet earth, can be seen here. We hope you find what you are looking for. Hopefully can help. Thanks. See the Next Post Salahsatu upaya untuk mendapatkan keberkahan ilmu, tambahnya, adalah dengan menghormati guru (kiai) yang menjadi perantara aliran ilmu Allah. Dari sinilah karakter adab seorang murid atau santri teruji. "Menghormati di sini dalam rangka mendapatkan barokahnya guru atau kiai kita. Guru atau kiai pasti mendoakan murid atau santrinya.JAKARTA — Sejarah mencatat betapa hormatnya para ilmuwan muslim atau ulama pada gurunya. Mengapa, rasa hormat kepada sang guru akan mendatangkan rahmat dan kemuliaan. Tersebutlah seorang ulama yang disegani bahkan oleh penguasa ketika itu. Ia adalah Fakhruddin al-Arsabandi. Dalam ketenarannya, ia mengungkap sebuah rahasia atas rahmat Allah yang luar biasa didapatkannya. “Aku mendapatkan kedudukan yang mulia ini karena berkhidmat melayani guruku,” ujar sang Imam. Ia menuturkan, khidmat yang dia berikan kepada gurunya sungguh luar biasa. Gurunya Imam Abu Zaid ad-Dabbusi benar-benar dilayaninya bak seorang budak kepada majikan. Ia pernah memasakkan makanan untuk gurunya selama 30 tahun tanpa sedikit pun mencicipi makanan yang disajikannya. Begitulah cara orang-orang terdahulu mendapatkan keberkahan ilmu dari memuliakan gurunya. Mencintai ilmu berarti mencintai orang yang menjadi sumber ilmu. Menghormati ilmu berarti harus menghormati pula orang yang memberi ilmu. Itulah guru. Tanpa pengajaran guru, ilmu tak akan pernah bisa didapatkan oleh si murid. Dalam literatur pendidikan Islam, jelas terpampang bahwa pelajaran pertama yang diterima seorang murid adalah bab Adabu Mu’allim wa Muta’allim adab antara guru dan murid. Dari kitab manapun, mestilah pembelajaran dimulai dari bab ini. Si murid perlu dipahamkan, dari siapa ia menerima ilmu karena dalam pembelajaran ilmu-ilmu Islam sangat memperhatikan sanad validitas. Berbeda dengan sesuatu yang bersifat nasihat. Nasihat tak perlu memandang dari mulut siapa keluarnya nasihat itu. Berlakulah di sana pepatah Arab, unzur ma qala wala tanzur man qala lihatlah kepada apa yang dikatakan, jangan melihat siapa yang mengatakannya. Namun, bagi ilmu-ilmu Islam sejenis tafsir, hadis, akidah, dan cabang ilmu sejenisnya, perlu diperhatikan dari siapa si murid menerimanya. Inilah yang dipesankan Muhammad bin Sirin, “Sesungguhnya ilmu ini adalah agama. Maka lihatlah dari siapa engkau mengambil agamamu.” Fakhruddin al-Arsabandi benar-benar memperhatikan sang guru sebagai tempat ia mengambil ilmu. Ia tak ubahnya seperti budak di hadapan gurunya. Hal yang sama juga ditunjukkan oleh Ali bin Abi Thalib RA yang pernah mengatakan, “Siapa yang pernah mengajarkan aku satu huruf saja, maka aku siap menjadi budaknya.” Ali RA mencontohkan, sekecil apa pun ilmu yang didapat dari seorang guru tak boleh diremehkan. Imam Syafi’i pernah membuat rekannya terkagum-kagum karena tiba-tiba saja ia mencium tangan dan memeluk seorang lelaki tua. Para sahabatnya bertanya-tanya, “Mengapa seorang imam besar mau mencium tangan seorang laki-laki tua? Padahal masih banyak ulama yang lebih pantas dicium tangannya daripada dia?” Imam Syafi’i menjawab, “Dulu aku pernah bertanya padanya, bagaimana mengetahui seekor anjing telah mencapai usia baligh? Orang tua itu menjawab, “Jika kamu melihat anjing itu kencing dengan mengangkat sebelah kakinya, maka ia telah baligh.” Hanya ilmu itu yang didapat Imam Syafi’i dari orang tua itu. Namun, sang Imam tak pernah lupa akan secuil ilmu yang ia dapatkan. Baginya, orang tua itu adalah guru yang patut dihormati. Sikap sedemikian pulalah yang menjadi salah satu faktor yang menghantarkan seorang Syafi’i menjadi imam besar. BACA JUGA Update Berita-Berita Politik Perspektif Klik di Sini. 391 67 493 419 213 236 249 271